Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini

Popular Posts

RSS

Pages

KETIDAK MERATAAN PEMBANGUNAN MENGAKIBATKAN DISPARITAS DESA DAN KOTA

Pembangunan masyarakat dalam pengertia luas dapat menyangkut baik masyarakat desa maupun masyarakat kota. Kedua bentuk masyarakat tersebut jelas mengandung banyak perbedaan. Perbedaan diantara keduanya dapat dilihat dari ikatan sosialnya, diferensiasi sosialnya, orientasi kegiatannya, bahkan tata fisik lingkungan kehidupannya. Dari karakteristik yang berbeda tersebut akan mengakibatkan penanganan permasalah yang terjadi juga berbeda demikian juga cara-cara untuk menangani permasalahan tersebut melalui kegiatan pembangunan.
Terjadinya disparitas desa dan kota dapat ditimbulkan dari kebijakan pembangunan yang lebih berat ke kota di banding ke desa. Hal seperti ini banyak ditemukan di berbagai negara yang sedang berkembang pada tahap awal proses pembangunannya, pada umumnya ingin mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Strategi pembangunan yang mengandalkan pada akumulasi modal telah menimbulkan polarisasi dalam proses pembangunan, dan menciptakan dualisme di banyak negara berkembang.
Hal ini juga dapat disebabkan karena kebijakan industrialisasi yang di pusatkan di kota besar. Dalam kondisi yang demikian, seringkali tidak dapat terjadi keterkaitan antara sektor pertanian tradisional dan sektor industrialisasi modern sehingga ini berdampak pada proses pembangunan dan kesejahteraan suatu wilayah tertentu dan terjadi gap atau kesenjangan antara masyarakat desan dan kota.
Dalam posisi yang tidak seimbang tersebut memang menjadi sulit untuk mengharapkan terjadinya hubungan ketergantungan yang saling menguntungkan secara proporsional, melalui sistem kerja mekanisme pasar. Terlebih apabila campur tangan pemerintah atau negara dalam mekanisme tersebut melalui berbagai bentuk kebijakan justru lebih memberikan peluang dan keuntungan kepada sektor perkotaan. Padahal, seharusnya campur tangan pemerintah dalam hubungan desa dan kota yang menimbulkan saling ketergantungan tersebut dimaksudkan agar hubungannya dapat berjalan dalam posisi simbiosis mutualistik. Dalam hal ini, masyarakat desa yang berada dalam posisi relatif lebih lemah maka intervensi pemerintah harus dapat menutup kelemahan tersebut.
Ketidakseimbangan perkembangan desa juga mengakibatkan bertambahnya sektor perkotaan melalui arus urbanisasi yang berlebih. Pada dasarny aurbanisasi adalah gejala normal yang dialami oleh setiap negara, terutama negara-negara yang sedang berkembang yang mengalami transformasi ke arah industrialisasi. Dilihat darin satu sisi, proses urbanisasi juga dapat berdampak positif bagi kedua belah pihak. Bagi msyarakat kota dapat tambahan penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh sektor industri yang sedang tumbuh. Bagi masyarakat desa dapat mebgurangi beban sektor pertanian yang lahannya semakin menyempit. Persoalan akan muncul apabila tenaga kerja yang berasal dari daerah pedesaan tersebut tidak memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan, atau sebaliknya, merupakan perpindahan sebagian besar tenaga terdidik dan potensial dari desa. Demikian pula apabila arus urbanisasi tersebut menjadi sangat deras sehingga melebihi  daya tampung kota baik dipandang dari peluang usaha maupun tempat berdiam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar